Tak Punya Jembatan, Petani Terpaksa Seberangi Sungai Menggunakan Seutas Tali Sling

Tak Punya Jembatan, Petani Terpaksa Seberangi Sungai Menggunakan Seutas Tali Sling

Arfidel Ilham--Limapuluh Kota, Sumbar
21, Februari 2018 /5, Jumadil Akhir, 1439

Riskan: Seorang petani melintas diatas seutas tali sling sambil membawa karet hasil kebun diatas kepala/foto Fahrurozi.

Menjadi keseharian petani seberangi sungai menggunakan jembatan seutas tali sling, di Bukikcubadak, Jorong Lompek, Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota, Sumbar. Tidak ada pilihan lain untuk mengankut hasil perkebunan, petani menantang resiko menyebarangi sungai Batangsinama dengan bentangan hingga 50 meter.

"Sejak lama warga petani berharap jembatan Bukikcubadak di Jorong Lompek bisa segera dibangun,"ungkap Walinagari ( Kepala Desa, red) Halaban, Limapuluh Kota, Fahrurozi kepada Padang Ekspres, Selasa(20/2) pagi.

Sebelumnya warga sudah melakukan pembukaan jalan agar bisa dilewati kendaraan roda empat untuk memudahkan akses ke lahan pertanian. Harapannya pengangkutan untuk kebutuhan pertanian mulai dari pupuk hingga hasil pertanian bisa lebih mudah .

Uapaya pembangunan jalan sebenarnya sudab dilakukan Pemerintahan Nagari Halaban. Hanya saja alokasi anggaran melalui dana desa hanya cukup untuk perkerasan dan rabat beton jalan hingga kepinggir sungai. Sementara untuk jembatan sepanjang itu, pemerintan nagari berharap agar dialokasikan anggarannya oleh pemerintah daerah.

"Pada tahun 2017 lalu, menggunakan dana desa jalan sudah bisa dilapisi kerikil perkerasan jalan, sebagian bisa ditabat beton. Hanya saja pembangunan jalan baru sampai pinggiran sungai. Sebab selanjutnya membutuhkan jembatan dengan bentangan sekitar 50 meter," kata Fahrurozi, kemarin.

Masyarakat untuk saat ini, kata Walnag, tidak berharap muluk-muluk. Sebab cukup dibangun jembatan gantung saja untuk akses lahan pertanian. "Asalkan sudah aman dan bisa digunakan untuk menyeberangi sungai sebagai akses kelahan pertanian, sudah cukup,"harap masyarakat yang disampaikan Walinagari.

Sebenarnya, Kata Walnag, masyarakat sangat sadar besarnya resiko yang harus dilewati menggunakan seutas tali sling yang menjadi jembatan. Namun apa boleh buat, sebab pilihan lainnya menyeberangi sungai dengan berenang.

Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kecamatan Lareh Sago Halaban, Jon Endris, akan melihat secara langsung kondisi jembatan yang disebutkan warga tersebut,"Kita akan coba lihat dulu jembatannya, sebab kita rasanya belum mendapat informasi keberadaan jembatan. Kemungkinan ini berada menunu lahan pertanian warga,"sebut Kepala UPT Dinas PUPR Kecamatan Lareh Sago Halaban, kemarin.(*)


Komentar

  1. Assalammualaikum wr wb saya mau bertanya pak, bagaimana kondisi jembatan saat ini? apakah ada penggalangan dana untuk jembatan ini?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Walinagari Berasa Lebih

Menyusuri Eksotisme Perkampungan Minangkabau di Kototinggi Gunuangomeh

Kayukolek Negeri Diatas Awan yang Menawan