Walinagari Berasa Lebih

Dua Tahun Kepemimpinan Maskar Musdar di Nagari Sitapa  
Walinagari Berasa Lebih
Posted by : Arfidel Ilham, Kamis ,6 Jumadil Akhirah 2018
Dok. Pribadi Maskar Musdar 
Sosok tokoh kelahiran Sikabu-kabu, 5 Januari 1968 ini merupakan anak nagari yang gigih. Kepeduliannya, dilirik masyarakat sebagai bentuk kepedulian, hingga akhirnya di usung penuh harap bisa memberi warna terang pembangunan nagari.

Anak pasangan Musdar (alm) dan Gadih, Jorong Lakuak Dama, nagari Sikabu-kabu Tanjuang haro ini, awalnya merintis karir sebagai abdi negara dengan menjadi anggota Polri di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Dinas di Polda Kalses sejak tahun 1989  mengemban tugas negara. Kemudian tokoh ini lebih memilih pensiun muda ditahun 2009 dan fokus pada usaha perumahan yang sudah dirintisnya sejak tahun 2001 silam. Betugas sebagai seorang anggota Polri itulah, menjadi modal awal bagi Maskar untuk mengenal lebih jauh dunia usaha.

"Disitu saya banyak bergaul dengan para pengusaha, sebagai seorang polisi akses untuk bisa bergaul dengan para penggiat usaha menjadi lebih mudah. Akhirnya mulai merintis beragam usaha yang dirasa memungkinkan untuk bisa berkembang," kisah Maskar menceritakan perjalanan hidupnya.

Tentunya bukan pekerjaan yang mudah, Maskar merintisnya dari awal
dengan kerja keras yang menguras tenaga, memutar otak untuk bisa mendapatkan peluang. Memulai dengan usaha otomotif penjualan mobil bekas, jasa ekspedisi hingga ikut dalam perusahaan tambang dan akhirnya menemukan peluang di bisnis property.

Perjalan dan tantangan yang dihadapi berhasil ditaklukkan hingga mampu melakukan ekspansi usaha disejumlah kota di Indonesia. Bisnis perumahannya maju pesat dan kian menguntungkan, hingga sang istripun, Erneti Nurkam, pensiun dari pekerjaan sebagai guru bahasa inggris salah satu SMA di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

"Merintis usaha memang tidak mudah, perlu ketekunan dan kerja keras. Disini saya belajar banyak tentang usaha untuk bertahan hidup, hingga akhirnya  memiliki kemandirian dalam menjalani kehidupan,  hingga bisa sedikit membantu orang lain,"ucap Maskar.

Sedikit menjemput kisah masa lalu, Maskar Musdar, awalnya merantau ke Banjarmasin usai menamatkan sekolah di SMAN 3 (Sekarang SMAN 2) Payakumbuh. Lulus sebagai salah satu mahasiswa baru di Univeesitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, membawanya berangkat ke Banjarmasin. Berbekal keinginan kuat untuk merantau, meski tak tau harus kemana ketika sampai dipulau Borneo nanti.

Beruntung seorang ibu yang duduk bersebelahan dengan dirinya di pesawat Jakarta menuju Banjarmasin, peduli dengan kemauannya yang keras, Maskar muda untuk menempuh pendidikan tinggi disana. Ibu itupun akhirnya menjadi ibu angkatnya. Ibu Siti Nurmala, namanya, istri seorang perwira polisi Berpangkat Kolonel (Kompol sekarang), Sultani Syamsu.

Singkat cerita, ditengah masa-masa kuliah di Unlam, Maskar tertarim untuk mencoba hal baru mengikuti jejak ayah angkatnya, menjadi Abdi Negara.  Serangkaian tes diikuti hingga berahsil lulus hingga mengikuti pendidikan selama satu tahun sebelum mulai berdinas sebagai anggota Polri di tahun 1989.

Sejak saat itulah, Maskar, terus menjalani kehidulannya sebagai abdi negara. Perjalanan waktupun membawanya menimba berbagai pengalaman, membuka akses dan bergaul dengan masyarakat didaerah yang sebelumnya sangat asing baginya.

Tidak sampai disitu, Maskar, rupanya memiliki jiwa petualang seorang perantau khasnya masyarakat Minangkabau. Tidak puas berada dizona nyaman, menjadi bagian korps Bhayangkara dengan gaji pasti setiap bulannya itu. Usaha sampinganpun dirintis untuk mengembangkan bakat bisnisnya.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa berkembang. Hingga saat ini sejumlah perumahan bisa dibangun di Kalimantan Selatan, hingga Riau, Jawa Barat  dan Sumbar,"ucap tokoh perantau yang  hobi bersepeda ini.

Perusahaan property yang digelutinya berkembang pesat, peluang-peluang jitu untuk pengembangan usahanya berhasil mengantarkan pada salah satu pengusaha mapan di Kalimantan Selatan. Hingga pada  tahun 2011 Maskar dipercaya menjadi Ketua DPD REI Kalimatan Selatan hingga berakhir ditahun 2015 lalu.

Melihat kepedulian dan kegigihannya memperhatikan kampung halaman, masyarakatpun berharap agar dirinya mengabdikan diri untuk nagari. Meski sempat menolak, desakan masyarakat akhirnya meluluhkan hatinya. Alhasil pada tahun 2016 lalu, Maskar benar-benar dililih masyarakat menjadi Wali Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang Panjang untuk periode 2016-2022.

Maskar dicalonkan menjadi Wali nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang Panjang, Kecamatan Luak melalui Pemeilihan  Walinagari serentak, 12 Juni 2016  lalu. Bersaing dengan dua kandidat calon wali nagari lainnya, Maskar Musdar menjadi pilihan mayoritas dengan suara terbanyak di 11 dari 12 Tempat
Pengutan Suara (TPS) yang ada.

Meski dalam kondisi yang sangat berbeda dengan perusahaan yang dipimpinnya, PT Megah Jaya Prestasi, PT. Minang  Jaya Properti dan sejumlah perusahan yang bergerak dibidang properti lainnya,  Maskar bekerja keras mencoba hal baru untuk pembangunan nagari yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

"Jangankan ketersediaan anggaran, awal serah terima jabatan hanya ratusan ribu saja uang yang ada  di  kas nagari. Selain itu pelayanan kerap dikeluhkan warga yang mengurus administrasi ke kantor Wali
Nagari, lamban dan tidak tepat waktu,"ucap Maskar.
Foto Bersama Keluarga/dok. Pribadi Maskar Musdar 

Suami, Ernetti Nurkam ini, bertekad meningkatkan pelayanan maksimal,  namun terbentur pada aparatur nagari yang sulit bekerja maksimal dengan
alasan membutuhkan  tambahan pemasukan dari luar pekerjaan sebagai perangkat. Artinya keluhan gaji dibawah standar upah, menjadi kendala utama. Sehingga Maskar bersedia memberikan kesejahteran lebih pada perangkat dengan syarat pelayanan optimal bisa diciptakan.

"Perangkat nagari harus masuk sesuai jam kerja, alasan honor yang tidak  mencukupi untuk kesejahteraan kita bantu melalui gaji Walinagari. Saya berikan gaji saya untuk memenuhi gaji perangkat , asal pelayanan bisa berjalan maksimal,"kisah Maskar.

Tidak hanya itu,  demi pembangunan nagari, Maskar terpaksa meninggalkan anak dan istrinya di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sebab harus menatap di nagari untuk masa tugasnya selama 6 tahun menjadi Wali Nagari.

Kepedulian yang tinggi untuk membangun nagari sudah terlihat pada diri Maskar sejak lama, buktinya setiap zakat dan kelebihan keuntungan usahanya diperantauan di manfaatkan di kampung halaman. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan umum dinagari ikut menjadi perhatiannya.

Begitulah sosok ayah tiga orang anak ini, dimata masyarakatnya, tidak
sekedar pencitraan, bukti nyata melalui berbagai bantuan sosial itulah
warga melihatnya sebagai orang peduli dengan masyarakatnya.

Mendekati masa dua tahun kepemimpiman Maskar Musdar Datuak Pobo sebagai Walinagari. Geliat pembangunan sangat dirasakan masyarakat. Perubahan pelayanan masyarakat, pembangunan infrastruktur menggeliat dibawah kepemimpinannya.

"Walinagari rasa Bupati, kita harapkan terus membangun masyarakat menjadi lebih baik, kesejahteraan, akhlak hingga kemandirian nagari,"ungkap Syafriansaf, salah seorang tokoh perantau nagari ini.

Memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni, piawai dalam menyelesaikan beban tugas pemerintahan hingga ketegasan dalam memimpin, menjadikan sosok Maskar Musdar telah membawa warna cerah pembangunan nagari. Mudah-mudahan tidak hanya sampai Walinagari serasa Bupati, next masyarakat tentu menunggu, "Bupati Rasa Gubernur," dan seterusnya semoga.

Geliat pembangunan infrastruktur, meski diawali dengan merogoh kantong sendiri hingga menggalang swadaya masyarakat, karakter ingin membangun nagari lebih cepat melekat pada sosok Maskar. Hal itu diungkapkan masyarakatnya.

"Infrastruktur hingga sarana kelengkapan kantor walinagari, kantor Bamus dan pelayanan masyarakat hingga transparansi keuangan sangat terjaga saat ini. Patut rasanya kita dukung bersama walinagari yang langka dengan tekadnya membangun nagarinya yang kuat ini,"sebut Zainul Abidin, anggota Bamus Nagari Sikabu-kabu Tanjaung Haro Padang Panjang.
(*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Eksotisme Perkampungan Minangkabau di Kototinggi Gunuangomeh

Kayukolek Negeri Diatas Awan yang Menawan